Monday, 7 January 2013

Fosil Burung Bergigi Pemakan Kepiting Ditemukan

Stephanie Abramowicz Ilustrasi Sulcavis geeorum terbang di masa Cretaceous.

BEIJING, KOMPAS.com - Burung masa kini memiliki variasi paruh untuk menyesuaikan diri dengan jenis makanannya. Tak disangka, di masa lalu, burung menyesuaikan diri tak cuma dengan paruh, tetapi juga dengan variasi gigi.

Ilmuwan baru saja mengungkap adanya spesies burung yang mengembangkan karakteristik gigi khusus untuk menyesuaikan diri dengan mangsanya. Ilmuwan mempelajari fosil dari jenis Sulcavis geeorum. Hasil studi dipublikasikan di Journal of Vetebraate Paleontology.

Menurut hasil studi itu, S. geeorum mengembangkan gigi untuk dapat memangsa hewan yang memiliki skeleton luar, seperti serangga dan kepiting. Gigi spesies tersebut memiliki ornamen, alur di bagian permukaan dalam untuk memudahkan melumat hewan yang keras.

S. geeorum adalah jenis burung enantiornithine, jenis burung yang paling banyak jumlahnya di masa Mesozoikum atau masa kejayaan Dinosaurus, sekitar 121-125 juta tahun lalu. Fosil burung tersebut ditemukan di provinsi Liaoning, China.

Jingmai O'Connor, pimpinan penelitian ini, S. geeorum adalah fosil pertama burung dengan gigi berornamen. "Sementara burung lain kehilangan gigi, enantiornithines mengalami evolusi morfologi baru dan spesialisasi gigi," katanya.

"Kami masih belum memahami mengapa enantiornithines yang begitu sukses di masa Cretaceous itu lenyap. Mungkin diet yang berbeda turut berperan," tambahnya seperti dikutip Physorg, Senin (7/1/2013).

Studi ini menunjukkan betapa beragamnya burung pada masa Cretaceous. Ada lebih banyak lagi golongan burung enantiornithines pada masa tersebut, melebihi golongan burung lainnya.

No comments:

Post a Comment