- Teori evolusi menyebutkan bahwa nenek moyang manusia adalah
kera. Namun, seperti apa perubahan dari kera menjadi manusia jadi
pertanyaan besar.
Kini misteri itu terjawab. Ditemukan sebuah fosil kerangka anak
kecil berusia sekitar dua juta tahun yang diyakini sebagai spesies baru
hominid — gabungan primata dan manusia. Hebatnya, fosil itu relatif
utuh, bukan hanya bagian-bagian tulang atau gigi.
Para ilmuwan yakin, kerangka tersebut adalah tipe nenek moyang
manusia yang belum diketahui sebelumnya –yang memasuki tahapan lanjutan
manusia kera menjadi manusia, atau disebut juga Homo habilis.
Ahli yang meneliti kerangka itu mengatakan, karakteristik Homo
habilis, yang muncul 2,5 juta tahun lalu adalah tahapan kunci dalam
evolusi manusia. Penemuan ini diharapkan bisa mengisi kekosongan dalam
sejarah evolusi manusia.
Fosil hominid yang ditemukan sebelumnya hanya berupa fragmen tulang,
sehingga penemuan kerangka yang nyaris utuh memungkinkan para ilmuwan
menjawab pertanyaan kunci mengenai seperti apa bentuk nenek moyang
manusia — ketika mereka mulai berjalan tegak menggunakan dua kaki.
Kerangka tersebut ditemukan Profesor Lee Berger, dari Universitas
Witwatersrand, ketika mengeksplorasi sebuah gua di Sterkfontein, wilayah
Afrika Selatan, dekat Johannesburg. Gua yang mengandung kapur itu
diyakini faktor penting yang menjaga keutuhan kerangka.
Penemuan ini sangat signifikan, sampai-sampai Presiden Afrika
Selatan, Jacob Zuma mengundang beberapa ahli universitas untuk melihat
fosil itu secara langsung. Kampanye lewat media dan dokumenter televisi
juga sedang dipersiapkan.
Professor Phillip Tobias, satu dari tiga ahli yang kali pertama
mengidentifikasi Homo habisis pada 1964 mengatakan, penemuan tersebut
sebagai sesuatu yang luar biasa.
“Penemuan sebuah kerangka, alih-alih hanya gigi atau tulang lengan,
adalah hal yang sangat jarang,” kata dia, seperti dimuat laman The Age,
Senin 5 April 2010.
Sementara, Dr Simon Underdown, ahli evolusi manusia dari Universitas
Oxford Brookes mengatakan penemuan baru ini membantu para ilmuwan lebih
memahami pohon evolusi.
“Penemuan seperti ini membuat kita makin memahami nenek moyang kita di masa-masa mereka berkembang menjadi manusia untuk kali pertamanya,” kata dia.
Penemuan ini adalah yang paling penting dan signifikan sejak
penemuan fosil utuh berusia 3,3 juta tahun yang diberi nama
Australopithicus, atau yang juga dikenal dengan julukan ‘kaki kecil’
pada 1994.
Penemuan besar lainnya adalah tengkorak utuh dari 2,15 juta tahun
lalu berjenis Australopithecus africanus, yang dijuluki ‘Nyonya Ples’,
pada tahun 1947.
No comments:
Post a Comment