1. Chapel Oak
Le Chene Chapelle (Chapel Oak) di Allouville-Bellefosse adalah pohon besar yang telah disulap menjadi suatu bangunan tempat peribadatan. Tempat peribadatan di dalam batang besar ini ada dua ruang. Wow!! Usia pohon ini sekitar 800 tahun. Susah senang tampak dilalui olehnya. Pernah mengalami sambar petir, namun dia selamat dan tetap kokoh berdiri sampai sekarang.
2. Root Bridges (Jembatan Akar)
Pohon karet dari Cherrapunji telah
dimanfaatkan selama berabad-abad oleh orang-orang Khasis India untuk
dijadikan jembatan penyebrangan antar sungai. Mulanya kita harus membuat
sebuah pancang dan batang kayu di atas sungai yang ingin dijadikan
jembatan. Setelah itu, akar akan tumbuh sampai ke tanah dan menjadi
kuat. Kalau sudah kua, kita tidak perlu khawatir lagi untuk
menggunakannya sebagai jembatan penyebrangan. Wah…perlu jadi pertimbangan dinas tata kota nih
3. Rainbow Eucalyptus
Batangnya yang berwarna – warni adalah ciri
khas dari pohon ini. Kulit batang pohon ini memiliki warna yang beragam
sesuai umurnya, mulai dari warna hijau, biru, sampai ungu, hingga
oranye, dan akhirnya menjadi coklat sebelum akhirnya terkelupas. Karena
kulit pohon ini tersusun seakan – akan berlapis lapis sehingga
memberikan efek kaleidoskopik. Cuaca dingin tidak cocok untuk Rainbow
Eucalyptus. Di negara asalnya, Filipina, pohon ini dimanfaatkan untuk
bahan dasar pembuat kertas.
4. Pohon BoojumPohon Boojum dari daerah Baha, California dari tampilannya sangat menyerupai kaktus dari pada pohon biasa. Batang tipis pohon dapat tumbuh dalam bentuk berliku-liku karena inti kayu bertekstur sangat lembut dan mereka tumbuh sampai dengan tinggi 20m. Karena memang phon ini berhabitat asli di padang pasir, daun tanaman ini berukuran kecil dan menutupi batang untuk mengurangi kehilangan air. Pohon Boojum namanya berasal dari puisi absurd ‘The Hunting of the Snark’ oleh Lewis Caroll yang sesuai untuk pohon tampak tidak biasa.
“But if ever I meet with a Boojum, that day,5. Kauri
In a moment (of this I am sure),
I shall softly and suddenly vanish away —
And the notion I cannot endure!”
Genus Agathis, umumnya disebut damar, atau dalam bahasa Maori disebut kauri, adalah genus dari 21 spesies pohon yang berdaun sepanjang tahun dari famili konifer purba Araucariaceae. Meskipun dahulunya menyebar luas selama periode Jurasik, sekarang mereka hanya ditemukan di daerah yang lebih kecil di belahan Bumi selatan. Pohon-pohon ini bercirikan batang yang sangat besar dan percabangan sedikit atau tidak pada beberapa bagian ke atas. Pohon muda biasanya berbentuk kerucut, hanya saat dewasa tajuknya menjadi lebih membulat atau tidak beraturan.
Pohon ini juga merupakan salah satu pohon terbesar, berdasasrkan volume kayunya, di dunia. Pohon ini bisa mencapai tinggi 50m dan lingkar batang 15 meter. karena kualitas pohon yang sangat bagus dan kuat, beberapa dekade terakhir pohon ini banyak sekali ditebang. Bahkan getah pohon ini juga menjadi komoditas utama yang digunakan untuk membuat pernis. Kepadatan kayu memungkinkan untuk bertahan hidup baik setelah dikuburkan dan bahkan kayu ini bisa bertahan selama 50.000 tahun terkubur di bawah tanah rawa
6. Pennantia Baylisiana
Sekilas tampilannya biasa saja. Tidak ada
yang begitu menarik dalam pohon ini. Kenyataannya yang menarik adalah
kelangkaannya di alam ini. Di Tiga Kepulauan Raja, lepas pantai utara
Selandia Baru terdapat satu contohnya. Itupun berjenis kelamin betina.
Dalam proses penyerbukan alami, tidak sepenuhnya berhasil karena jarang
sekali ditemukan jantannya.
7. JabuticabaJabuticaba atau sering juga disebut jaboticaba adalah tanaman yang menghasilkan buah bulat yang menempel pada batang. Berbentuk bulat, berwarna ungu gelap, kehitaman dengan diameter 3-4 cm. Daging buahnya berwarna putih dengan rasa manis, asam. Rasa buah malah ada yang mengatakan bisa berubah-rubah seperti aneka rasa buah ( sirsak, srikaya, anggur, manggis dsb) sesuai dengan umur buah menjelang matang sampai matang pohon.
Pohon ini berasal dari Brazil. Buah yang menempel pada pohon ini sekilas akan tampak seperti air mata. Jabuticaba dapat berbuah beberapa kali dalam setahun.
8. Pohon Dragon Blood
Bentuknya yang indah, menyerupai payung
itulah pohon Dragon Blood. Mengapa dinamakan Dragon Blood? Karena ketika
kita menusuk batangnya, maka akan keluar getah merah menyerupai darah.
Getah itu dimanfaatkan oleh para penduduk Kepulauan Socotra di Samudera
Hindia, tempat pohon ini berkembang, untuk pengobatan. Mereka
mempercayai bahwa getah pohon ini sangat ampuh mengobati berbagai macam
penyakit. Sementara di daerah asalnya masih dijadikan obat, orang Barat sudah menggunakannya untuk hal lain yaitu untuk pernis merah pada biola.
Pulau Socotra yang terkenal karena keaslian
dan keanekaragaman hayati mengantarkan pulau ini sebagai salah satu
warisan budaya UNESCO.
9. Pohon Boab Prison
Pohon Boab Prison adalah sebuah pohon yang
memiliki ruangan cukup besar di dalamnya. Terletak di kota Derby,
Australia Barat, pohon ini memiliki diameter kurang lebih 14 meter dan
telah dipotong sedemikian rupa sehingga dapat menampung tawanan yang
kemalaman sebelum melanjutkan perjalanan ke kota tujuan. Boab Prison
berusia sekitar 1500 tahun. Oleh karenanya, pemerintah setempat membuat
pagar pembatas sebagai upaya penanggulangan kerusakan dikarenakan
pengunjung ingin melihat dan menyentuhnya. Meskipun sudah diberi pagar,
masih saja ada pengunjung yang nakal dengan melewati pagar tersebut.
10. Sculpted Trees (Pohon Pahat)
Arborsculptur adalah suatu teknik yang
menjadikan pohon hidup menjadi bentuk – bentuk yang kita inginkan.
Semacam bonsai, namu bentuknya tidak kecil. Axel Erlandson adalah yang
paling ahli di bidangnya dengan hasil karyanya, “Circus Tree” yang mampu
membuat orang yang melihatnya berdecak kagum. Bentuknya menyerupai
orang – orangan yang sedang bermain sirkus. Wow…
No comments:
Post a Comment